Sabtu, 05 Juni 2010

Apakah Krisis Saat Ini Lebih Hebat dari Great Depression 1929?

Apakah Krisis Saat Ini Lebih Hebat dari Great Depression 1929?

Saat ini timbul perdebatan tentang apakah krisis global yang bersumbu dari gagalnya sistem keuangan Barat (akan) lebih hebat dari Depresi Besar -Great Depression- 1929 ataukah tidak? Dalam sebuah opini New York Times (16/2/2009) dipertanyakan apakah Amerika sudah memasuki depresi? Tentu saja dijawab oleh pemerintah Amerika Serikat TIDAK.

7 indikator yang dapat menjelaskan apakah crash dalam sistem keuangan AS belum mencapai derajat Depresi Besar, sama, ataukah lebih hebat? Berikut indikatornya

# Fakta Pertama

Penurunan pendapatan saat ini lebih buruk dibandingkan saat Amerika pertamakalinya ditimpa Depresi Besar. Pendapatan rata-rata terjun 61% lebih besar dibanding selama Depresi Besar tahun 1930-an. Jatuhnya pendapatan ini adalah yang terbesar dalam 141 tahun terakhir.


# Fakta Kedua

Kerugian konsumen lebih buruk. Kerugian yang dipicu Depresi pada masa lalu masih terbatas pada pasar saham. Tetapi sekarang kerugian bursa New York Stock Exchange sudah menghapus separu uang investor, dan ini baru puncak gunung es saja. Saham terbanyak milik masyarakat sebagai sumber tabungan pensiun telah lenyap sebagaimana mereka telah kehilangan rumah US$ 2,4 trilyun dalam satu tahun.


# Fakta Ketiga

Hutang yang jauh lebih besar. Rasio hutang pada tahun 1929 mencapai 170% PDB sedangkan saat ini lebih besar 2 kali lipat. Hutang rakyat AS kini rasionya 350% PDB 2 kali lebih banyak di banding masa Depresi Besar.

# Fakta Keempat

Derivatif. Kantor Pengawas Currency (OCC) melaporkan bahwa bank-bank Amerika sekarang memiliki derivatif yang sangat besar dan sangat berisiko sebanyak US$ 176 trilyun. Pada tahun 1929 tidak ada trasanksi derivatif.


# Fakta Kelima

Kandasnya raksasa-raksasa keuangan AS. Dalam 18 bulan pertama 1929-32, banyak bank kecil dan menengah yang bangkrut, sedangkan bank berskala besar tidak mengalami kebangkrutan. Kini, banyak raksasa-raksasa keuangan AS yang memiliki sejarah panjang mengalami kebangkrutan seperti Bear Streans, Lehman Brothers, Fannie and Freddie, Washington Mutual, dan Wachovia. Kebangkrutan para raksasa ini kemungkinan besar akan disusul oleh Citigroup dan AIG.


# Fakta Keenam

Hutang Nasional AS. Pada 1929, Amerika merupakan negara pemeri pinjaman (kreditor) dengan cadangan devisa yang besar. Sekarang, Amerika merupakan negara paling banyak hutangnya di dunia dengan ketergantungan yang tinggi terhadap dana asing. Ini artinya kesempatan pemerintah lebih terbatas untuk mendapatkan pinjaman dalam membiayai bailout institusi keuangan raksasa Amerika.


# Fakta Ketujuh

Kebangkrutan ekonomi dan krisis hutang. Beberapa indikator menunjukkan gambaran suram Amerika.

Harga rumah jatuh 18,5%
Penjualan rumah yang ada mencapai level paling rendah dalam 12 tahun
Penjualan rumah baru mencapai titik paling bawah disepanjang tahun
Secara tak terduga, keluarga Amerika yang kehilangan gaji dalam bulan Februari mencapai 697 ribu bertambah 25% dibanding Januari.

Indikator-indikator yang dipaparkan oleh Weiss ini memberitahukan kepada kita bahwa kondisi Amerika saat ini jauh lebih buruk dibanding Depresi Besar 1929.

Sementara itu, Amerika di bawah kepemimpinan Obama memasuki era “kebangkrutan fiskal”. Pada tahun ini, defisit APBN berada pada tingkat paling buruk sepanjang sejarah AS sejak Perang Dunia II tahun 1942. Defisit keuangan pemerintah Amerika mencapai 12,3% PDB AS. Dengan nilai anggaran US$ 3,6 trilyun maka defisit fiskal mencakup 48,61% APBN AS.

Hutang publik Amerika pada saat ini bertambah US$ 1.459Â trilyun atau meningkat 13,675% dari US$ 9,210 trilyun di awal tahun 2008 menjadi US$ 10,669 trilyun pada 24 Februari 2009. Rasio hutang pemerintah federal Amerika ini mencapai 76,01% PDB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar