Sabtu, 05 Juni 2010

Kapankah Bom Hutang akan Meledak?

Kapankah Bom Hutang akan Meledak?

Monday, 26 April 2010 10:21
Oleh: Nico Omer Jonckheere

Apabila Anda suka baca atau lihat berita mengenai perkembangan perekonomian dunia, mungkin saja Anda sudah bosan mendengar kabar terakhir tentang kesulitan yang dialami oleh Yunani untuk menutupi defisitnya. Tetapi suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap investor pada saat ini adalah bahwa masalah dengan hutang publik yang berlebihan akan menjadi salah satu faktor – dan bahkan kemungkinan faktor paling dominan – yang menentukan ekonomi global dalam dasawarsa ini.

Oleh karena itu, Anda yang telah terbiasa menanamkan modal di pasar valuta asing, pasar modal, ataupun pasar komoditas sebaiknya memperhatikan persoalan ini dengan seksama. Berhubungan Amerika Serikat merupakan perekonomian terbesar di dunia dan pada umumnya mempengaruhi sekali pergerakan mata uang maupun saham dimanapun juga, akan saya coba membahas “BOM HUTANG” AS yang makin hari jadi makin menakutkan. Namun demikian apapun yang saya tulis dalam artikel ini pun berlaku untuk negara maju yang lainnya – seperti Inggris, negara yang tergabung dalam Uni Eropa, dan Jepang – karena semuanya memang menderita “penyakit” yang sama.

Hampir dibutuhkan 200 tahun untuk hutang negara AS mencapai $1 trilyun, yang terjadi pada tahun 1981. Sejak itu hutang dengan cepat membengkak ke $5 trilyunan di 2000 dan sekarang sudah melebihi $12 trilyun. Pendek kata pembuat kebijakan AS telah menambah lebih banyak hutang selama dasawarsa yang baru saja berakhir dibanding 100 tahun sebelumnya! Sungguh mengerikan memang ... dan bahkan diperkirakan hutang AS dalam 10 tahun berikutnya akan naik lebih lanjut ke $25 trilyun.

Jadi jangan heran apabila defisit sekarang adalah yang terbesar sejak Perang Dunia Kedua. Seperti dapat Anda lihat pada grafik dibawah ini, defisit AS pada tahun lalu yang sebesar $1,4 trilyun adalah 260% dari defisit yang diderita oleh pemerintah AS selama tahun-tahun yang terburuk dari perang tersebut.

Namun ada perbedaan yang sangat mencolok antara waktu itu dan masa kini: pada saat AS mulai bertempur, mereka tahu bahwa pada akhirnya perang pasti akan usai dan pengeluaran pemerintah akan mampu dikurangi secara signifikan. Tetapi pada saat ini, dengan biaya untuk tentara yang masih setinggi 20% dari pengeluaran AS, sebagian besar dari ongkos pemerintah ditujukkan untuk Social Security dan Medicare, yang hampir tidak mungkin dapat diturunkan. Pada kenyataan, boleh dikatakan bahwa tanggungan tersebut justru akan meningkat dari tahun ke tahun.


Apakah ada pemecahannya?
“We can’t solve problems by usingthe same kind of thinking we usedwhen we created them.”-Albert Einstein-

Apabila sebuah keluarga misalnya memiliki terlalu banyak hutang, apa yang perlu dilakukan? Tepat sekali, semua anggota dalam keluarga tersebut harus bekerjasama dengan baik untuk mengurangi pengeluaran mereka dan sebisa mungkin mencari pendapatan tambahan. Itupun sama untuk berbagai pemerintahan di dunia dimana kondisi fiskalnya benar-benar menyedihkan.
Pada dasarnya mereka punya dua pilihan: meminjam dan mencetak uang secara terus-menerus, atau mengurangi pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak.

Menurut hemat Anda, kira-kira pilihan apa yang akan paling disukai oleh kebanyakan orang politik? Selama ini memang terbukti bahwa mereka tidak punya rencana jangka panjang untuk mengatasi defisitnya dan cenderung memilih untuk meminjam dan mencetak uang lebih banyak lagi.


Mengapa demikian? Sebab orang politik tahu bahwa mereka akan sulit terpilih kembali apabila mengambil kebijakan yang kurang populer, dan berharap masalahnya akan selesai dengan sendiri. Namun makin lama defisit dibiarkan membengkak, suatu breaking point atau titik jenuh akan tercapai dimana pelaku pasar kehilangan kesabarannya dan pemerintah terpaksa mengambil tindakan yang diperlukan.


Hanya saja paradoksnya adalah bahwa apa yang mungkin merupakan “obat” yang tepat untuk suatu “pendosa fiskal” tidak bagus untuk setengah dari perekonomian dunia secara bersamaan. Seandainya semua negara maju mengetatkan likuiditasnya secara serentak, pemulihan ekonomi memang terancam mandek.

Peringatan dari Moody’s

Kekhawatiran mengenai pertumbuhan dari hutang nasional atau publik mendorong Moody’s Investors Service beberapa waktu lalu untuk memperingatkan bahwa Amerika Serikat dan negara Barat lainnya sedang menuju makin dekat ke titik dimana mereka bisa kehilangan peringkat hutang tertinggi (Aaa) mereka. Karena perkiraan defisit anggaran kini begitu besar dan AS tetap saja melanjutkan pencetakan dolar AS lebih banyak, pada suatu saat nanti kreditor asing – seperti investor dari Cina, Jepang, dan Timur Tengah yang memiliki hampir setengah dari surat hutang AS – pada akhirnya akan meminta pengembalian atau tingkat suku bunga yang lebih tinggi sebelum mereka mau memberikan pinjaman lagi ke AS.

Tingkat suku bunga yang naik merupakan bahaya luar biasa untuk AS. Tidak hanya perusahaan akan merasakan dampaknya, tetapi juga biaya hutang nasional AS akan meningkat kedepan. Hukum majemuk dengan sendiri akan memastikan biaya hutang AS meroket dan kondisi keuangannya memasuki suatu ‘death spiral’ atau “lingkaran setan”. Secara sederhana ketika P (price atau harga) mulai beranjak naik secara bersamaan dengan Q (quantity atau jumlah), hasilnya dipastikan tidak akan menyenangkan. Dan pada saat hutang publik secara konsisten bertumbuh lebih cepat daripada perekonomian, GAME OVER.

Dengan jumlah hutang yang meledak dan pendapatan pajak yang jatuh, kecil kemungkinan AS mampu membayar kembali hutangnya. Bahkan, dengan hutang yang telah diluar kendali, tingkat suku bunga bisa naik secara signifikan ke 10% sampai 20% per tahun. Seandainya kita menerapkan suatu suku bunga sebesar 15% pada hutang senilai $25 trilyun, jumlah pembayaran bunga tahunan akan mencapai $3,75 trilyun atau sama dengan SELURUH ANGGARAN untuk tahun ini. Coba bayangkan saja ...


Implikasi terhadap investasi Anda

Pada saat ini, saya berani mengatakan akan benar-benar terkejut sekali apabila AS dan perekonomian dunia berhasil menghindarkan suatu BENCANA KEUANGAN dalam beberapa tahun kedepan. Saya sama sekali tidak melihat jalan keluar yang mudah, dan kebanyakan investor belum memikirkan masalah ini secara mendalam jadi mungkin saja mereka akan terjebak olehnya. Dari jaman dulu sampai sekarang, hutang selalu berlaku sebagai suatu pedang bermata dua. Islandia kini telah mengerti pelajaran itu dengan baik. Juga Dubai dan Yunani. Dan ... masih banyak negara yang lain – termasuk Amerika Serikat – segera akan belajar hal tersebut juga.

Pokoknya siapapun tidak dapat meminjam secara terus-menerus sejumlah uang yang melebihi pendapatannya, baik itu sebagai suatu keluarga ataupun suatu pemerintahan, tanpa menjadi bangkrut pada akhirnya. Dengan kata lain, Anda tidak dapat menyelesaikan kelebihan hutang dengan menambah hutang lagi.

Seperti dapat Anda lihat pada grafik di atas ini, puncak pertama adalah “gunung hutang” yang terakumulasi selama pada tahun 1933, yang membutuhkan sekitar the Great Depression dua dasawarsa untuk diturunkan. Sedangkan puncak yang lebih besar sebelah kanan tentunya merupakan hutang yang sedang menumpuk terus pada saat ini. Dengan $3,70 hutang untuk setiap dolar PDB (produk domestik bruto), hutang AS memang sudah sangat keterlaluan! Dan pikir-pikir ... uhm ... kira-kira berapa tahun yang akan dibutuhkan sekarang iya untuk “turun dari gunung hutang”?

Nah, pertanyaan terakhir adalah bagaimana Anda sebagai seorang investor bisa mengamankan dana Anda dari krisis kredit yang mendatang dan memanfaatkan peluang investasi yang akan muncul kedepan?

(*Penulis Vice President, Research & Analysis. Tinggal di Jakarta. Tulisan ini merupakan pengantar seminar tentang pasar modal BEI Investor Club Jakarta pada tanggal 30 Januari 2010 dan yang akan digelar 28 April di Medan)

NB: Bangtoyip juga dikasih kartu namanya hehehehehehe......






Tidak ada komentar:

Posting Komentar