Rabu, 19 Mei 2010

Kisah : NOKIA


Pandai-pandailah beradaptasi untuk bertahan hidup.

Perubahan Nokia dari perusahaan pembuat sepatu memancing kuno menjadi pemimpin pasar telepon seluler di sseluruh dunia, merupakan salah satu perubahan bisnis yang paling menakjubkan di abad ke-20. Saat ini, firma yang berpusat di Finlandia ini membuat 4 dari 10 telepon seluler yang terjual di seluruh dunia, mengalahkan para raksasa elektronik seperti Motorola dan Ericsson. Merek ini dipandang sebagai merek yang paling bernilai nomor 6 di dunia. Nokia merupakan pengekspor terbesar di Finlandia, mengilhami teknologi di seputar ibukotanya, dan saham-sahamnya melahirkan ribuan jutawan di negeri itu. Bagaimana Nokia mencapai sukses adalah gabungan antara kepemimpinan, keputusan rekrutmen yang brilian, penentuan waktu yang baik dan sebuah unsur karakter nasional.

Perusahaan ini didirikan 1865 ketika mereka menjalankan kilang kayu di sebuah kota kecil Nokia di Selatan Finlandia. Perusahaan perlahan berkembang ke bisnis karet, pembuatan sepatu, kabel dan kabel telepon. Pada awal 1960-an, berkat koneksinya di bidang telekomunikasi, perusahaan mulai merambah bidang telepon radio yang mulai berkembang. Pencapaian utama perusahaan pada pertengahan 1980-an adalah sebagai pemasok kertas toilet ke Irlandia dan satu-satunya produsen ban sepeda khusus musim dingin di dunia. Tahun 1987, bisnis telepon seluler Nokia yang masih berusaha berkembang mulai mengalami kerugian. Di bawah CEO Kari Kairamo, Nokia mulai mencari mitra Jepang untuk membantu membangun sebuah merek elektronik. Namun ketika negosiasi sdang berjalan pada 1988, Kairamo melakukan bunuh diri setelah mengalam depresi. Tahun 1991, Uni Soviet yang merupakan mitra dagang utama Finlandia mengalami keruntuhan, dan bisnis tradisional Nokia pun mulai goyah.

Manajemen Nokia memanggil eksekutif muda Jorma Ollila untuk melihat apakah bisnis telepon seluler mereka bisa diselamatkan. Sekalipun lahir lahir dan bersekolah di Finlandia, pada usia 17 tahun ia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di atlantic College, kemudian mengambil gelar MBA di London School of Econnomics dan bekerja di kantor perwakilan Citibank di London, dimana dia bertanggungjawab atas akun Nokia

Ollila bergabung dengan Nokia tahun 1985, kemudian menjadi kepala keuangan setahun kemudian. Pada 1990 dia menjadi kepala divisi telepon seluler dan dalam 6 bulan ia memutuskn untuk mempertahankannya. Dia mengunjungi pabrik di Oslo dan mengetahui soal kesulitan perusahaan dalam menyiapkan standar komunikasi seluler digital baru untuk Eropa, GSM. Ollila merampingkan proses itu dengan begitu sukses, sehingga pada 1992 dia ditunjuk sebagai CEO.

Seorang manajer muda Nokia, Matti Alahuhta diijinkan belajar ke sekolah bisnis di Swiss demi merancang masa depan perusahaan. Dia menyimpulkan bahwa yang Nokia butuhkan adalah sebuah pergeseran teknologi yang Nokia dapat lakukan duluan dan gunakan untuk meraih keuntungan. Ollila percaya kalau telepon seluler akan mewabah, sehingga penting bagi perusahaan untuk melakukan pertaruhan.

Para investor menyukai menyukai pendekatan baru ini, sehingga Nokia mengumpulkan cukup banyak uang di AS dan perusahan siap meninggalkan bisnis-bisnis lainnya. Ollila tahu Nokia harus dibangun menjadi sebuah merek. Ollila menyewa perancang Nuovo mendesain Nokia, yang melahirkan bentuk yang melengkung mulus, layar lebar, dan papan kunci yang intuitif. Nokia berharap dapat menjual model 2100 sebanyak 400000 buah, namun terjual 20 juta buah dan memberi keuntungan 1 miliar dolar AS.

Nuovo bergabung sebagai kepala desain pada 1995, saat Nokia menerapkan fase kedua dan penting dai strategi merek mereka: diferensiasi. Nokia menyadari mereka dapat menjual telepon berbeda untuk masing-masing orang. Jadi Nokia membuat telepon dengan warna berbeda, casing yang dapat ditukar, lusinan nada dering berbeda, bahkan menyesuaikan diri dengan sangat baik dimana telepon seluler menjadi pernyataan fashion. Dalam 5 tahun, nilai sahamnya meningkat nyaris 2000%.

Selama era 1990-an, Nokia mengembangkan budaya koorporat yang memungkinkan setiap departemen melakukan cara mereka sendiri dan mengembangkan ide-ide dari mana pun di dalam organisasi. Untuk menjaga meritokrasi tetap terkendali, dibentuklah sebuah tim manajemen yang bertindak sebagai penjaga gerbang. Frank Nuovo misalnya, akan menandatangani semua keputusan besar tentang desain.

Nokia berpendapat bahwa sebagai merek dominan denga penjualan terbesar dalam industrinya, mereka berada di posisi terbaik untuk mengeksploitasi teknologi baru kemanapun arahnya. (q2_phat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar